Etika Sebagai Anggota Keluarga
Etika / Akhlak terhadap Orang tua
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa etika berarti ilmu tentang apa
yang baik dan tentang apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak)
Seperti:
- · Cium tangan kepada kedua orang tua ketika hendak pergi atau datang
- · Tidak berbicara kasar kepada orangtua
- · Membantu tugas ibu mengururs rumah
- · Sebagai anggota keluarga harus patuh,
- · Tidak boleh pulang larut malam
- · Tindakan apapun yang bias ditangkap logika sebagai anggota keluaraga sebagai anak
Sebagaimana
telah diketahui, islam adalah sebuah agama yang memiliki ajaran-ajaran yang
mulia, komprehesif dan universal, dimana sumber utamanya adalah Al Qur’an dan
As Sunnah. Ajaran-ajaran Islam yang mulia ini harus ditransfer dan ditanamkan
kepada anak melalui pendidikan dalam keluarga. Keharmonisan antara Orang tua
dan anak dapat dibangun sejumlah prinsip etika komunikasi dalam islam seperti Qawlan,
Karima, Qawlan sadida, Qawlan ma’rufa, Qawlan baligha, Qawlan layyina, dan
Qawlan maisyura.
a. Qawlan Karima (perkataan yang
mulia)
Islam mengajarkan agar mempergunakan
perkataan yang mulia dalam berkomunikasi terhadap siapa pun. Dalam Al qur’an
perkataan yang mulia ini dijelaskan dalam Surat Al Isra’ : 23
Allah Swt.
berfirman :
“Dan tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada
Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya sampai umur lanjut dalam pemeliharanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra’ : 23)
b. Qawlan sadida (perkataan yang
benar atau jujur)
Tentang perkataan yang benar ini
dijelaskan dalam Al Qur’an surat An Nisa’: 9
Allah Swt.
berfirman :
“Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa’ : 9)
c. Qawlan ma’rufa (perkataan yang
baik)
Allah Swt. berfirman :
“Perkataan yang baik dan pemberian
maaf lebih baik dari sedekah yang di iringi dengan sesuatu yang meyakitkan
(perasaan penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al baqarah : 263)
d. Qawlan baligha (perkataan yang
efektif atau keterbukaan)
Pengertian ini didasarkan pada
penafsiran atas “perkataan yang berbekas pada jiwa mereka” yang terdapat dalam
Al qur’an surat An Nisa’ : 63
Allah Swt. berfirman :
“Mereka itu adalah orang-orang yang
Allah mengetahui apa yang didalam hati mereka. Karena itu, berpalinglah kamu
dari mereka dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka
perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS. An Nisa’: 63)
e. Qawlan layyina (perkataan yang
lemah lembut)
Perintah menggunakan perkataan yang
lemah lembut ini terdapat dalam Al qur’an surat Thaha : 44
Allah Swt. berfirman :
“Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan Ia ingat dan
takut.” (QS.
Thaha : 44)
f. Qawlan maisura (perkataan yang
pantas)
Perkataan yang pantas ini dijelaskan
dalam Al qur’an surat Al Isra’ : 28
Allah Swt. berfirman :
“Dan jika kamu berpaling dari mereka
untuk memperoleh rahmat dari tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada
mereka ucapan yang pantas.”
(QS. Al Isra’: 28)(imronfauzi;hak-kewajiban-dan-etika-dalam-keluarga)
http://imronfauzi.wordpress.com/2008/11/11/hak-kewajiban-dan-etika-dalam-keluarga/
Komentar
Posting Komentar